Pemerintah kota Yogyakarta Ingatkan Masyarakat Tidak Buang Sampah Sembarangan

HomeDaerah

Pemerintah kota Yogyakarta Ingatkan Masyarakat Tidak Buang Sampah Sembarangan

Dipertaru DIY Dinilai Lambat Tanggapi Permohonan Audensi, Ada Apa ??
Intervensi Harga Beras, Kustini Akan Lakukan di 17 Kapanewon se Kabupaten Sleman
Rayakan Harlah Pertama, Persaudaraan Janda Bantul Kompak Kenakan Dress Code Merah Putih

CLICKINDONESIA, YOGYAKARTA – Mengingat depo-depo sampah di Kota Yogyakarta sudah dibuka dengan jam operasional secara terbatas dikarenakan volume sampah yang bisa dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan juga dibatasi.

Oleh karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dijalan.
Masyarakat juga terus diajak mengelola sampah sehingga hanya sampah residu yang dibawa ke depo.

Menurut Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo sekarang masih direpotkan dengan masyarakat yang belum sadar membuang sampah ke depo. Tapi masih dibuang dipinggir jalan. Karena itu Singgih mengajak kerja sama semua pihak untuk saling mengingatkan masyarakat yang masih membuang sampah dijalan.

“Ini yang saya ingin tolong juga kerja sama kolaborasi saling mengingatkan kepada kita semua. Karena depo sudah kita buka, nggak ada alasan masyarakat menimbun ditepi jalan,” kata Singgih saat penyerahan CSR Gandeng Gendong di Balai Kota, Senin (7/8/2023).

“Seperti diketahui sejak TPA Piyungan ditutup dan beroperasional terbatas, tumpukan sampah liar muncul dijalan-jalan di Kota Yogyakarta. Menyikapi hal itu Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membersihkan dan mengangkut tumpukan sampah dijalan .

“Namun terkadang setelah satu titik tumpukan sampah dibersihkan, muncul kembali tumpukan sampah dijalan,”ujarnya

Singgih melanjutkan sampai sekarang setiap pagi DLH Kota Yogyakarta selalu menyisir tumpukan sampah dijalan . Kami berharap dalam minggu ini tidak ada lagi dan wajah kota semakin bersih dan pengolahan sampah bisa semakin selesai.

Pemkot Yogyakarta terus menggalakkan pengelolaan sampah Mbah Dirjo yakni mengolah limbah dan sampah organik dengan biopori ala Jogja. Selain itu pengolahan sampah organik rumah tangga juga bisa dengan metode ember tumpuk, losida dan biolos.

“Sedangkan sampah anorganik disetorkan ke bank sampah sehingga tersisa sampah residu yang dibawa ke depo,”ujarnya

Dengan gerakan Mbah Dirjo kita bermain dihulu karena kalau dihilir kita tidak punya lahan yang cukup untuk membangun sebuah TPA. Ini adalah bagian bagaimana kita mereduksi sampah dengan menyelesaikan sampah organik di tingkat paling atas.

“Kalau dihulu sudah kita tata dan olah maka tinggal residu,” tutur Singgih.

Pihaknya menilai apabila pengolahan sampah anorganik ke bank sampah dilaksanakan dengan baik, diharapkan bisa menurunkan volume sampah sekitar 30 persen atau hitungannya sekitar 60 ton. Singgih menyebut kini volume sampah Kota Yogyakarta berkisar 210-200 ton/hari. Dari jumlah itu sekitar 100 ton sampah dibawa ke TPA Piyungan, 15 ton ke Kulonprogo dan sisanya harus diselesaikan bersama masyarakat di Kota Yogyakarta.

“Insya Allah kalau mekanisme dan terimplementasi dengan baik kita bisa mengatasi sampah ini,” ujarnya. (Aji)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0