Site icon Click Indonesia

Petani Bawang Merah Cilacap Bergairah, Produksi Terus Meningkat

Petani Bawang Merah Cilacap Bergairah, Produksi Terus Meningkat

Clickindonesiainfo.id – CILACAP – Produksi bawang merah di Kabupaten Cilacap dari tahun ketahun terus meningkat, sehingga Pemkab Cilacap bertekad agar produksi bawang merah tersebut dapat memenuhi kebutuhan sendiri, yang kini mencapai 34.061 ton per tahun.

Guna mendukung upaya tersebut dilakukan dengan memperluas sentra bawang merah di Cilacap, disamping meningkatkan kualitas produksinya dengan mengganti varietas tanamannya.

“Saat ini pengembangan bawang merah masih di Kecamatan Adipala, nanti akan kita kembangkan ke Kecamatan Maos, Kroya, Majenang, Cipari, Wanareja, dan Cimanggu. Rencananya semua wilayah Cilacap akan kita coba,” ujar Kepala Dinas Pertanian Cilacap Susilan, Jumat (27/09/2024).

Menurutnya, produksi bawang merah di Cilacap pada tahun 2022 mencapai 4.582,60 kuintal dari 50,20 hektar lahan. Sementara di tahun 2023, produksinya meningkat 9.511,20 kuintal dengan luas panen 113,53 hektar.

Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi bawang merah di Cilacap pada tahun 2022 sebesar 56.178,57 kuintal dan pada tahun 2023 sebesar 56.916,57 kuintal. Sehingga dari data tersebut, produksi bawang merah hanya mampu memenuhi 8,15 persen kebutuhan pada tahun 2022 dan 16,71 persen pada tahun 2023.
“Dari upaya meningkatkan produksi barang merah, saat ini tengah dikembangkan jenis TSS (True Shallot Seed), yang merupakan biji botani bawang merah hasil inovasi Balitbangtan BPTP Sumut dan terobosan teknologi perbenihan yang dapat mengatasi keterbatasan benih bawang merah dan menjadi alternatif untuk mendapatkan benih berkualitas,”lanjutnya.

Di Kecamatan Adipala, budidaya bawang merah jenis TSS itu telah dikembangkan selama sekitar 3 tahun terakhir. Adapun keunggulan bawang merah TTS tersebut antara lain, biaya produksi lebih murah karena benih yang digunakan lebih sedikit (2-3 kg/ha) dibandingkan umbi (1-1,5 ton/ha).

“Untuk benihnya hanya sekitar 12 juta, dan harga bawang merah sekarang sudah Rp 17 ribu per kilonya. Itung-itungannya biaya produksi sekitar Rp 70 juta, kalau 1 hektar bisa panen 20-25 ton, otomatis sudah ketemu Rp 300 juta,” katanya.
Selain memiliki beberapa keunggulan dan menguntungkan, bawang merah TSS juga dinilai lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Disamping itu, petani tidak sulit untuk mendapatkan benih karena bibitnya selalu tersedia. Terkait panennya, petani mendapatkan hasil yang cukup membanggakan. Disamping kualitasnya, kondisi fisik bawang merah tersebut tebal-tebal kulitnya.

“Sehingga lebih lama dan tidak perlu buru-buru dipanen karena tidak roboh, kalau roboh itu menjadi mudah membusuk. Disisi lain, sebelum dipanen bisa dilihat dulu harganya, jika harga lagi turun bisa diundur sedikit waktunya untuk menyesuaikan harga,”tambahnya.

Pj Bupati Cilacap Mohamad Arief Irwanto mengatakan, bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang berkontribusi terhadap inflasi, karena tingginya permintaan konsumsi. Sehingga produksi bawang merah perlu terus dikembangkan, dan diupayakan agar bisa memenuhi kebutuhan sendiri di Kabupaten Cilacap.

“Kami mengapresiasi langkah Dispertan Cilacap yang terus mengembangkan bawang merah di Cilacap, khususnya di Desa Karang Anyar,” katanya.

Dengan melakukan kerja sama Fakultas Pertanian Unsoed, Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah.

Untuk mendukung pengembangan bawang merah tersebut, gapoktan di Desa Karang Anyar mendapatkan bantuan 21 kg benih bawang merah, 21 unit alat semai (MOF), 2.730 tray semai, dan 2.800 kg media tanam.
Kemudian ada 70 sachet pembenah tanah asam humat, dan 14 rol plastik UV untuk luas lahan 7 hektar. Sedang bantuan dari Provinsi Jawa Tengah berupa peralatan dan dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Purwokerto sejumlah mesin traktor.

Selain itu, petani Desa Karanganyar juga tengah mengembangkan budidaya bawang bombai yang dinilai merupakan peluang yang menjanjikan karena dapat menekan inflasi.

Kabiro Cilacap (SGI)

Exit mobile version