Foto : Giat Export Talk oleh Indonesia Export Channel (IEC) Jatim di Surabaya
CLICKINDONESIA.ID, SURABAYA – Indonesia Export Channel (IEC) merupakan asosiasi perkumpulan bagi para pengusaha ekspor Indonesia yang sudah terbentuk di 12 wilayah/ provinsi dan jumlah anggota tercatat sebanyak 16.000 pelaku usaha, dengan sekitar 600 pelaku usaha merupakan anggota tetap.
Indonesia Export Channel menghimpun seluruh latar belakang pengusaha ekspor di berbagai bidang industri dan dengan skala usaha yang juga cukup beragam, mulai dari sector usaha agriculture hingga mineral atau energy, dan skala usaha mulai dari home industry hingga skala manufaktur.
Indonesia Export Channel (IEC) memiliki beragam aktivitas yang cukup produktif seperti melakukan Business Matching, Business Expo, Business Gathering/Sharing, Workshop atau Seminar Ekspor, Audiensi dengan instansi-instansi terkait, dan lain sebagainya.
Indonesia Export Channel (IEC) Jawa Timur pada tanggal Jumat (28/7) lalu mengadakan sinergitas dengan Bea Cukai Perak Surabaya yang diwakilkan oleh Iman Hakiki Nurifa selaku Pejabat Fungsional Ahli Pertama.
PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang diwakilkan Agustina Fauziah selaku Kepala Saksi Pemasaran, sementara dari IEC Jawa Timur yang diwakilkan oleh Junaidi Rachmatullah selaku Koordinator Wilayah IEC Jawa Timur. Melalui Export Talk dengan judul “Tantangan dan Optimalisasi Eksportir dalam Meningkatkan Keberhasilan Perdagangan Internasional”.
Export Talk ini dihadiri oleh lebih dari 40 perwakilan perusahaan, diantara nya terdapat perusahaan ekspor dan juga dari forwarder yang mayoritas merupakan perusahaan berasal dari Jawa Timur.
Wakorwil IEC Jawa Timur, Ramadhan mengatakan, sinergitas dengan Bea Cukai dan PT Asei bisa memberikan pemahaman terhadap pelaku usaha ekspor mengenai Custom Clearance prosedur yang diperlukan dalam mengizinkan barang yang diangkut ke suatu negara melalui perantara pabean resmi.
“Dalam proses ini juga terdapat informasi mengenai pengiriman dengan impor/ekspor dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut. Dalam hal custom clearance juga membedah hal apa saja yang seringkali menjadi kendala bagi eksportir,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut Ramadhan, juga memberikan pemahaman mengenai Asuransi Ekspor yang memberikan perlindungan kepada Eksportir (Tertanggung) terhadap risiko kerugian atas tidak diterimanya pelunasan tagihan (invoice) berjangka dari importir (pembeli yang disebabkan oleh risiko komersial dan risiko politik.
Sementara, Korwil IEC Jawa Timur, Junaidi Rachmatullah menjelaskan, sinergitas semacam ini, ke depan akan sangat bermanfaat sekali karena dapat menjadi pembekalan bagi perusahaan rintisan ekspor ataupun perusahaan ekspor exist jika menghadapi situasi dan kondisi tertentu bagi perusahaan yang memungkinkan menghadapi risiko-risiko tertentu baik risiko menghadapi Clearance dalam negeri atau Clearance di negara tujuan (importir) dan juga mitigasi risiko terjadinya gagal bayar dari buyer (importir) dengan adanya jaminan asuransi ekspor.
“Dan tentu IEC Jawa Timur tidak berhenti melakukan sinergitas dengan instansi atau lembaga terkait berhenti sampai disini saja. Akan ada banyak agenda, dan rencana kami ke depan, untuk berkolaborasi dengan instansi atau lembaga terkait yang bersinggungan dengan ekspor,” urai Junaidi. (ari)