CLICKINDONESIA.ID || Sumenep – Fungsionaris Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) IKA PMII Firman Syah Ali hari ini memberi materi dalam kegiatan Pendidikan Kader Lanjut Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKL PMII) Sumenep.
Mengenakan jas biru kebanggaan PMII, Majelis Pakar IKA PMII Jatim ini berbicara sekitar dua jam.
Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) ini menyampaikan bahwa kader PMII harus tegak lurus dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebab PMII lahir dari rahim Ikatan Pelajar NU (IPNU), sehingga punya ikatan kultural, spiritual dan historis dengan NU. Tegak lurusnya PMII dengan NU terutama dalam penegakan teologi Aswaja Annahdliyah, yaitu Aswaja khas kaum Nahdliyin.
“Ormas Aswaja di Indonesia bukan hanya NU, kita tau ada Al-Washliyah, PERTI, Jamiat Khair, Mathla’ul Anwar, Al-Khairaat, Nahdlatul Wathan dan FPI. Nah Aswaja yang khas Nahdlatul Ulama disebut Aswaja Annahdliyah. Itu yang harus adik-adik pahami, hayati, dalami, tegakkan dan bela” tandas pendiri Konfederasi Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU) ini.
Firman juga menyampaikan, selain tegak lurus dengan NU, PMII juga harus tegak lurus dengan NKRI.
“Pancasila dan NKRI sudah dinyatakan final oleh para muassis NU, maka adik-adik harus tegak lurus terhadap NKRI, jangan sampai terpapar faham dan gerakan aneh-aneh yang berlawanan dengan Pancasila dan NKRI, apalagi gerakan yang mentoghut-toghutkan Pancasila dan NKRI, mengkafir-kafirkan NKRI” lanjut Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
Selanjutnya Firman menekankan pentingnya internalisasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita memiliki NDP, maka kehidupan kita sehari-hari, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, tidak boleh lepas dari NDP. Kita seimbangkan hablun minallah, hablun minannas dan hablun minal alam agar sempurna tugas kita sebagai khalifatullah fil ardlhi” tutup Firman Syah Ali.
Dalam sesi tanya jawab, ada peserta PKL yang bertanya tentang netralitas PMII dalam Pilpres 2024. Firman Syah Ali menjawab bahwa PMII sebagai rumah bersama yang sejuk dan menyejukkan harus memegang teguh netralitas dalam pilpres 2024 dan independen dari semua partai politik.
“Adik-adik harus netral dan independen, namun netral yang terbatas. Maksud netralitas terbatas adalah walaupun netral jangan cuek, tetap harus aktif mengikuti, mempelajari dan mendeteksi ancaman terhadap Aswaja Annahdliyah, Pancasila dan NKRI. Kalau ada kandidat yang sekiranya akan membahayakan kelangsungan Aswaja Annahdliyah, Pancasila dan NKRI ya kita jangan diam” jawab Firman Syah Ali kepada penanya.(ari)