Site icon Click Indonesia

Astagfirullah, Cara Kejam Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Sleman Hilangkan Sidik Jadi Korban, Rebus Bagian Tubuh Ini

CLICKINDONESIA, YOGYAKARTA – Astagfirullahaladzim…terungkap cara kejam pelaku mutilasi mahasiswa di Yogyakarta untuk menghilangkan sidik jari korban.  

Tak hanya membunuh dan memotong tubuh mahasiswa R menjadi beberapa bagian, pelaku juga merebus potongan kaki dan pergelangan tangan korban. Hal ini terungkap dari hasil identifikasi tim Polda DIY terhadap potongan-potongan tubuh mahasiswa R asal Pangkalpinang, Bangka Belitung tersebut. 

Potongan-potongan tubuh itu dibuang terpisah di beberapa lokasi di Sleman, Yogyakarta.

Pelaku adalah W (29) warga Magelang dan RD (38) warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengungkapkan, pelaku menghilangkan jejaknya terhadap pergelangan tangan dan pergelangan kaki korban dengan direbus.

“Mereka melakukannya (dengan) direbus gitu ya, untuk menghilangkan sidik jarinya. Ini juga kita temukan fakta ketika tim kami mengambil sidik jari tersebut,” kata Kombes Pol FX Endriadi, didampingi Kabidhumas Polda DIY Kombes Pol Nugroho Arianto di Mapolda DIY, Selasa (18/7/2023). 

Kombes Pol FX Endriadi memastikan hasil pemeriksaan sidik jari di Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban mutilasi dengan sidik jari temuan orang hilang 99 persen identik.

Endri menyampaikan, penyidik bersama tim INAFIS Ditreskrimum Polda DIY melakukan kepastian identitas korban mutilasi disebuah Kos di Triharjo, Kabupaten Sleman.

“Kami melibatkan pemeriksaan dari INAFIS, hasilnya kami bandingkan persamaan sidik jari di TKP dengan temuan orang hilang dan nilai identiknya 99 persen,” kata Kombes Endriadi.

Berikutnya, Polisi melakukan pengenalan visual kepada pihak keluarga terhadap barang milik korban yang ditemukan di TKP. Lalu penyidik juga melakukan permohonan DNA orang tua korban dengan korban.

“Ini upaya kami memastikan korban,” terang dia.

Kronologis

Dirreskrimum menuturkan R dimutilasi pada Selasa (11/7/2023) malam di kos salah satu pelaku inisial W.

“Saat ini potongan tubuh korban belum utuh, kemarin disampaikan masyarakat yang mengetahui silakan melapor,” ujarnya.

Endriadi mengungkapkan, antara korban R dengan kedua pelaku mengenal melalui grup media sosial facebook. Pelaku RD kemudian diundang oleh pelaku W ke Yogyakarta untuk menemui korban R. Kehadiran RD di Yogyakarta dijemput pelaku yang berdomisili di Yogyakarta.

Ketiganya kemudian berkumpul di indekos pelaku di Krapyak Triharjo, Sleman. Ketiganya tergabung dalam sebuah komunitas grup yang mempunyai aktivitas tidak wajar. 

“Mereka melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain, dan ini terjadi berlebihan, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” katanya. 

Kekerasan tidak wajar yang mengakibatkan korban meninggal dunia ini terjadi pada Selasa (11/7/2023) malam. Melihat korban meninggal dunia, kedua pelaku panik dan berupaya menghilangkan jejak dengan memotong motong atau memutilasi tubuh korban.

Pelaku memotong kepala, pergelangan tangan dan kaki kemudian memotong bagian tubuh lalu mengulitinya. Untuk menghilangkan sidik jari, pelaku merebus pergelangan tangan dan kaki korban. 

Setelah dipotong, bagian-bagian tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kedua pelaku sempat beristirahat setelah memutilasi tubuh korban.

Setelahnya, pelaku W yang berdomisili di Yogyakarta melakukan survei tempat untuk membuang potongan tubuh korban.

Potongan tubuh korban itu dibuang pada Rabu (12/7/2023) sore di sejumlah lokasi oleh pelaku menggunakan sepeda motor..

“Setelah selesai mereka menghilangkan barang bukti tersebut, mereka kembali ke kos. Kemudian pelaku yang berasal dari luar Jogja kembali ke domisilinya di daerah Jakarta,” kata Endriadi. 

Potongan tubuh korban oleh pelaku dibuang di banyak lokasi. Potongan kaki dan tangan kiri ditemukan di kali Bedog, di bawah jembatan Kelor, perbatasan Bangunkerto dan Wonokerto.

Potongan kepala ditemukan terkubur di Kali Krasak, Merdikorejo Tempel. Potongan tulang dan organ dalam ditemukan di kali Nyo, Bangunkerto. Adapun daging, organ dalam dan pakaian milik korban ditemukan di Kali Nyamplung, Jlegongan, Margorejo Tempel.

Potongan daging juga ditemukan di sungai Nglinting, Sedogan perbatasan Lumbungrejo dan Merdikorejo. Sedangkan handphone korban ditemukan di Margorejo Tempel.

K

Exit mobile version